SANTRI AL MUMTAZ PINTAR NGAJI, ETOS KERJA TINGGI DAN BERPRESTASI!!

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas

Rabu, 01 Agustus 2012

Lailatul Qadar

Ramadan adalah bulan yang sangat dirindukan dan dinanti-nantikan orang-orang beriman karena kemuliaan dan keagungan yang terdapat di dalamnya. Salah satunya adalah Lailatul Qadr. Sebagaimana Allah Swt telah mensinyalir dalam Alquran:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) saat Lailatul Qadar(malam kemuliaan).Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadaritu?Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadr: 1-5)

Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Alquran pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah ta'ala berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi.” (QS Ad-Dukhaan: 3). Dan malam itu berada di bulan Ramadan, sebagaimana firman Allah Ta'ala: “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS Al-Baqarah: 185).

Lalu, apakah Lailatul Qadr itu ? Seberapa besarkah keagungan dan keutamaannya? Jika malam itu terjadi, apa yang sebaiknya kita lakukan saat kita merasakan atau berada pada malam tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik untuk kita ungkapkan dalam rangka memperoleh Lailatul Qadr. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah sesuatu yang baru, tapi memiliki bobot tersendiri dan sangat relevan.

Menurut Quraish Shihab, kata 'Qadar' (قدر) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Alquran dapat memiliki tiga arti, yaitu:

1. Penetapan dan pengaturan. Sehingga Lailatul Qadr dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan 'Qadr' sebagai ketetapan dapat dijumpai padasurat Ad-Dukhanayat 3-5:“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.”

2. Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Alquran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai padasurat Al-An'am(6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik:“Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.”

3. Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalamsurat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai padasurat Ar-Ra'dayat 26:“Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).”

Ibnu Abbas ra berkata: “Allah menurunkan Al-Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah saw sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”

Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah swt. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rezki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah:“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhaan: 4).

Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim: “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?”.

Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: “Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan.”

Beribadah di malam itu dengan shalat tarawih, shalat tahajjud, membaca Alquran, dzikir, doa, istighfar, taubat kepada Allah dan sebagainya. Sama dengan beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan83 tahun 4 bulan. Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar”(QS Al-Qadr: 5)

Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat -termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah Saw menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail (sholat malam) di malam tersebut. Beliau bersabda:“Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman danmengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(Hadits Muttafaq ‘Alaih)

Tentang waktunya, Rasulullah Saw bersabda:“Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”(HR Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).

Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam21, 23, 25, 27, dan 29. Lailatul Qadr itu dapat kita ketahui dari tanda-tandanya. Ahli hadits seperti Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Turmudzi meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Saat terjadi Lailatul Qadr, malam terasa jernih, terang, dan tenang. Cuaca Sejuk. Tidak terasa panas. Tidak terasa dingin. Dan pada pagi harinya matahari terbit dengan terang benderang tanpa tertutup satu awan.”

Adapun mengenai amalan apa yang sebaiknya dilakukan pada malam kemuliaan ini, beberapa kitab telah memuatnya dengan sangat lengkap. Diantaranya kita diharapkan memperbanyak doa, misalnya sebagai berikut:

"Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penjaga urusanku, dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya adalah kehidupanku, dan perbaikilah untukku akhiratku yang kepadanya aku kembali, dan jadikanlah kehidupan (ini) menambah untukku dalam setiap kebaikan, dan kematian menghentikanku dari setiap kejahatan.”

“Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”

"Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa Neraka.”
(detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar